Minggu, 15 Desember 2013

Kandungan Limbah Tepung Aren

Sekilas mengenai tanaman Aren

Tanaman aren adalah tanaman serbaguna kedua setelah kelapa. Ciri-ciri tanaman ini adalah tinggi batangnya mencapai 25m, berdiameter 65cm dan diselimuti oleh serabut-serabut hitam, yang biasa disebut dengan serabut ijuk. Bentuk daun aren yaitu menyirip dengan panjang 5m, panjang tangkai daun 1,5 m dan berwarna hijau gelap. Sistem reproduksi. Sistel reproduksi tanaman ini Berumah satu, bunga-bunga jantan terpisah dari bunga-bunga betina dalam tongkol yang berbeda yang muncul di ketiak daun.

Beberapa kegunaan tanaman aren adalah dibuat menjadi gula aren, dimanfaatkan buahnya sebagai bahan makanan atau yang lebih dikenal dengan kolang kaling dan sebagian orang juga memanfaatkan sari pati aren untuk dibuat menjadi tepung aren. Selain itu, sebagai obat tradisional yaitu dengan memanfaatkan bagian akarnya dan serabut yang dihasilkan pada bagian batang bisa dibuat menjadi sapu ijuk, bahan untuk atap rumah atau sikat.

Penelitian Kataristik Dasar Limbah Industri Tepung Aren
( Studi oleh :  Mayrina Firdayati, Marisa Handajani )

Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa sampel limbah air sumur, limbah cair dan limbah padat.

Hasil Analisis Air Sumur

Yaitu diperoleh bahwa iar sumur mengandung beberapa parameter yang melebihi baku mutu, yakni : Fe, Amoniak (NH3-N), minyak dan lemak, BOD serta COD. Diduga kandungan amoniak, minyak dan lemak, materi organik berasal dari kontaminasi air baku dengan bahan baku proses produksi.

Hasil Analisis Limbah Cair

Yaitu menunjukkan bahwa limbah cair mengandung beberapa parameter melebihi baku mutu golongan II, yakni total zat padat tersuspensi, amoniak bebas, dan materi organik (BOD dan COD). Di dalam limbah cair ditemukan pula bakteri golongan coliform dan fecal coliform.

Selain itu air limbah mempunyai tingkat keasaman yang relatif tinggi (4,28). Derajat keasaman ini timbul akibat degradasi materi organik yang terkandung dalam bak pencucian dan bak pengendap.

Hasil Analisis limbah Padat
Tujuan dari industri aren adalah mengambil pati yang kemudian diolah menjadi tepung aren. Dari perbandingan hasil analisis dari bahan baku industri berupa hasil parutan batang, kemudian pengendapan pati yang pertama dan limbah ampas menunjukkan bahwa proses produksi utamanya mengurangi C-organik saja, dalam hal ini diduga pati, itupun hanya sekitar 10%.

Analisis terhadap parameter lain juga menunjukkan pengurangan nitrogen, amoniak, dan magnesium. Sementara parameter seperti total fosfat, kalium, dan fosfor tidak terpengaruh terhadap proses industri tepung aren ini. Karena itulah kandungan P dan K limbah padat dalam bentuk ampas masih tinggi.

Dampak Limbah

Apabila limbah cair industri ini dibuang ke lingkungan tanpa pengolahan terlebih dahulu maka air limbah akan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan berbau busuk.

Air limbah dapat meresap ke dalam sumur maupun mengalir ke badan air (sungai) di sekitar tempat tersebut. Sebagai akibatnya sumur dan sungai tersebut akan mengalami penurunan kualitas dan tidak layak digunakan sebagai sumber air bersih.

Limbah padat yang tidak ditangani dengan baik, berpotensi menimbulkan masalah bagi komunitas sekitarnya.

Usulan pemecahan masalah

Limbah padat yang masih mengandung pati dan dalam keadaan lembab, diketahui kadang ditumbuhi beberapa jenis jamur, sehingga dalam tiga tahun terakhir, limbah tersebut diambil oleh sebuah perusahaan jamur. Ini cukup mengurangi namun belum mampu menyerap limbah padat yang ada.


Sumber :

  1. http://id.wikipedia.org/wiki/Aren
  2. http://gulasemutaren.blogspot.com/2008/10/pohon-aren-dan-manfaatnya.html
  3. Jurnal Infranstruktur dan Lingakungan Binaan, 2005. Studi Karakteristik Dasar Limbah Industri Tepung Aren. Institut Teknologi Bandung.
  4. Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Hasbullah, Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat, 2001. Tentang Pengolahan Tepung Aren.
  5. http://arenindonesia.wordpress.com/produk-aren/tepung-aren/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar