Sekilas mengenai tanaman Aren
Tanaman aren adalah tanaman serbaguna kedua setelah
kelapa. Ciri-ciri tanaman ini adalah tinggi batangnya mencapai 25m, berdiameter
65cm dan diselimuti oleh serabut-serabut hitam, yang biasa disebut dengan
serabut ijuk. Bentuk daun aren yaitu menyirip dengan panjang 5m, panjang
tangkai daun 1,5 m dan berwarna hijau gelap. Sistem reproduksi. Sistel
reproduksi tanaman ini Berumah satu, bunga-bunga jantan terpisah dari bunga-bunga
betina dalam tongkol yang berbeda yang muncul di ketiak daun.
Beberapa kegunaan tanaman aren adalah dibuat
menjadi gula aren, dimanfaatkan buahnya sebagai bahan makanan atau yang lebih
dikenal dengan kolang kaling dan sebagian orang juga memanfaatkan sari pati
aren untuk dibuat menjadi tepung aren. Selain itu, sebagai obat tradisional
yaitu dengan memanfaatkan bagian akarnya dan serabut yang dihasilkan pada
bagian batang bisa dibuat menjadi sapu ijuk, bahan untuk atap rumah atau sikat.
Penelitian
Kataristik Dasar Limbah Industri Tepung Aren
( Studi oleh :
Mayrina Firdayati, Marisa Handajani )
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa sampel limbah
air sumur, limbah cair dan limbah padat.
Hasil
Analisis Air Sumur
Yaitu
diperoleh bahwa iar sumur mengandung beberapa parameter yang melebihi baku mutu, yakni : Fe, Amoniak (NH3-N), minyak dan
lemak, BOD serta COD. Diduga kandungan amoniak, minyak dan lemak, materi
organik berasal dari kontaminasi air baku dengan bahan baku proses produksi.
Hasil Analisis Limbah Cair
Yaitu menunjukkan bahwa limbah cair
mengandung beberapa parameter melebihi baku mutu golongan II, yakni total zat
padat tersuspensi, amoniak bebas, dan materi organik (BOD dan COD). Di dalam
limbah cair ditemukan pula bakteri golongan coliform dan fecal
coliform.
Selain
itu air limbah mempunyai tingkat keasaman yang relatif tinggi (4,28). Derajat
keasaman ini timbul akibat degradasi materi organik yang terkandung dalam bak
pencucian dan bak pengendap.
Hasil
Analisis limbah Padat
Tujuan dari industri aren adalah
mengambil pati yang kemudian diolah menjadi tepung aren. Dari perbandingan
hasil analisis dari bahan baku industri berupa hasil parutan batang, kemudian
pengendapan pati yang pertama dan limbah ampas menunjukkan bahwa proses
produksi utamanya mengurangi C-organik saja, dalam hal ini diduga pati, itupun
hanya sekitar 10%.
Analisis terhadap parameter lain juga
menunjukkan pengurangan nitrogen, amoniak, dan magnesium. Sementara parameter
seperti total fosfat, kalium, dan fosfor tidak terpengaruh terhadap proses
industri tepung aren ini. Karena itulah kandungan P dan K limbah padat dalam
bentuk ampas masih tinggi.
Dampak Limbah
Apabila limbah cair industri ini dibuang ke
lingkungan tanpa pengolahan terlebih dahulu maka air limbah akan berubah warna
menjadi coklat kehitaman dan berbau busuk.
Air limbah dapat meresap ke dalam sumur
maupun mengalir ke badan air (sungai) di sekitar tempat tersebut. Sebagai
akibatnya sumur dan sungai tersebut akan mengalami penurunan kualitas dan tidak
layak digunakan sebagai sumber air bersih.
Limbah padat yang tidak ditangani dengan
baik, berpotensi menimbulkan masalah bagi komunitas sekitarnya.
Usulan pemecahan masalah
Limbah padat yang masih mengandung pati dan
dalam keadaan lembab, diketahui kadang ditumbuhi beberapa jenis jamur, sehingga
dalam tiga tahun terakhir, limbah tersebut diambil oleh sebuah perusahaan
jamur. Ini cukup mengurangi namun belum mampu menyerap limbah padat yang ada.
Sumber :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Aren
- http://gulasemutaren.blogspot.com/2008/10/pohon-aren-dan-manfaatnya.html
- Jurnal Infranstruktur
dan Lingakungan Binaan, 2005. Studi Karakteristik Dasar Limbah Industri
Tepung Aren. Institut Teknologi Bandung.
- Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Hasbullah, Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat, 2001. Tentang Pengolahan Tepung Aren.
- http://arenindonesia.wordpress.com/produk-aren/tepung-aren/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar